Kehadiran media sosial Snapchat tentunya membawa pengalaman baru bagi para netizen dalam berbagi cerita melalui video. Hampir serupa tapi tak sama, kepopuleran berbagi cerita singkat melalui video dihadirkan juga oleh Instagram melalui update fiturnya. Banyak kalangan menilai fitur Instagram stories tidak jauh berbeda dengan Snapchat stories sehingga menimbulkan banyak pro dan kontra bagi penggunanya.

Terlepas dari itu semua tentunya yang diuntungkan disini adalah para pengguna yang pada akhirnya memiliki sebuah pilihan dalam menggunakan kedua fitur dari masing-masing platform tersebut. Tidak hanya pengguna yang diuntungkan, dari sisi pelaku bisnis kehadiran video stories pada kedua media sosial tersebut menjadi sebuah peluang untuk berinovasi mendekatkan bisnisnya kepada audiens potensial mereka.

Namun bila dilihat dari sisi pemanfaatan untuk berbisnis terdapat kelebihan dan kelemahan yang perlu kita ketahui. Beberapa kelebihan dan kelemahan tersebut untuk bisnis diantaranya, melalui Snapchat stories brand bisa memanfaatkan saluran khusus untuk berpromosi secara realtime yang telah disediakan oleh Snapchat yakni “discover” sehingga mampu membuat ketertarikan untuk audiens potensialnya membuka channel tersebut.

Namun sangat disayangkan untuk di Indonesia saluran promosi Snapchat tersebut masih belum bisa digunakan. Sedangkan kelebihan untuk Instagram sudah memiliki opportunity tersendiri karena memiliki pengguna yang cukup banyak dibandingkan pengguna Snapchat yaitu tembus sebesar 500 juta pengguna (Sumber : blog resmi Instagram) dan 150 juta untuk pengguna aktif harian Snapchat (Sumber : Bloomberg).

Sebagai contoh brand yang memanfaatkan adanya fitur Instagram stories adalah salah satu brand merek premium sepatu terkenal asal Indonesia yang sebelumnya menampilkan konten live report event, review produk dan berpromosi secara personal dengan menggunakan Snapchat namun kini tengah aktif menggunakan Instagram stories sebagai saluran berbagi video barunya.

Tetapi ada kelemahan lain Instagram stories yaitu masih belum adanya analytics tools sehingga menyulitkan pebisnis untuk mengukur keberhasilan sebuah campaign/promosi yang mereka lakukan berbeda dengan Snapchat yang sudah mempunyai beberapa analytics tools.

Dibalik kelebihan dan kelemahan kedua platform tersebut kita tunggu perkembangan selanjutnya mana yang lebih unggul untuk berbisnis.

Narasumber : Dion Pandu Dewantara

Digital Strategist