Setiap bisnis atau merek yang sukses, pasti memiliki banyak elemen (tujuan, visi, nilai, audiens, market, goals, dan brand persona) yang berbeda dan unik. Mereka menyatukan elemen-elemen tersebut untuk menciptakan sebuah brand strategy yang efektif dan berbeda. Apa itu brand strategy? Brand Strategy adalah serangkaian konsep, metode, atau cara untuk membuat merek produk yang dikelola dapat bersaing atau mendapatkan positioning yang tepat untuk segmen dan target audiens yang dibidik. 

Sedangkan dengan berkembangnya teknologi dunia digital saat ini sangat berpengaruh dalam menentukan implementasi branding. Terutama dengan perkembangan industri startup dan digital agency Indonesia yang telah mendominasi bisnis saat ini, mereka membutuhkan brand strategy yang kuat dengan daya saing serta impact yang signifikan. Hal ini dikarenakan 'tren’ saat ini sangat mudah untuk berubah haluan. Jika perusahaan startup tidak mengikuti tren yang sangat dinamis tersebut, dapat dipastikan akan cepat tenggelam dalam persaingan bisnis. 

Dalam merancang sebuah brand strategy untuk perusahaan startup di era ini, dibutuhkan sebuah framework yang direct dan adaptable. Framework merupakan sebuah kerangka kerja dengan poin-poin yang jelas, to-the-point, dan clear sebagai acuan dalam perancangan pondasi merek dan juga diharapkan dapat mengakomodir perubahan tren. Ada banyak strategi dan pendekatan merek yang dapat diterapkan. Tidak ada strategi pasti yang cocok untuk semua merek. Namun, setiap strategi merek harus memiliki core area untuk dikembangkan. 

Berikut adalah beberapa framework kerja yang perlu diterapkan merek saat mengembangkan branding strategy:

  1. Memiliki misi dan objektif yang jelas
    Semua branding strategy harus memiliki misi dan objektif yang jelas. Tentu setiap merek dan perusahaan memiliki misi dan objektif yang berbeda. Namun kita perlu untuk mengevaluasinya dengan beberapa pertanyaan berikut: “mengapa konsumen harus mempercayai merek kami? Mengapa mereka harus menjadi konsumen yang loyal? Permasalahan apa yang mereka hadapi dan apa yang bisa kami bantu? Bagaimana cerita kami”, dan masih banyak lagi.
  2. Menciptakan komunikasi yang konsisten
    Untuk mendapatkan sebuah citra yang positif sehingga dapat dipercaya oleh konsumen, maka komunikasi yang konsisten harus diimplementasikan. Hal ini berkaitan dengan digital presence, dari media sosial, periklanan, hingga website perusahaan. Komunikasi yang dimaksud adalah warna, tone of voice, logo, tagline, dan masih banyak lagi.
  3. Menentukan target audiens
    Hal ini sangat krusial dan penting dalam membangun branding strategy. “Siapa yang akan kita jadikan sebagai target market? Apa latar belakang pendidikan mereka? Berapa umurnya? Berapa pendapatan mereka? Apa pekerjaan mereka? Masalah apa yang kita bantu selesaikan?”. Buyer persona merupakan sebuah nilai penting dalam brand strategy.
  4. Karyawan yang menjadi sebuah “wajah” dari merek
  5. Sebuah merek yang sukses pasti melibatkan karyawan mereka. Saat kita menyadari bahwa branding perusahaan sangat penting untuk menarik konsumen, di saat yang sama, branding perusahaan kita juga harus mampu menarik karyawan. Saat karyawan percaya pada misi dan nilai sebuah merek tempat mereka bekerja, mereka akan bekerja dengan motivasi serta produktivitas yang tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa saat sebuah perusahaan melibatkan karyawannya, mereka akan dengan bahagia menjadi “wajah” perusahaan tersebut dengan mem-posting kecintaan bekerja mereka secara online.

Penggunaan framework tersebut dalam mengembangkan sebuah merek akan membuat pondasi merek tersebut lebih terarah, terstruktur dan terukur. Perlu diingat bahwa framework dapat dirancang sedemikian rupa dan berbeda-beda sesuai dengan elemen-elemen setiap merek. Dalam menentukan jenis framework yang tepat tentunya kita harus memahami dengan pasti bisnis yang kita miliki, serta market yang kita tuju. Tak lupa bahwa penggunaan data research sebagai insight dalam menentukan strategi untuk mengoptimalkan branding sangat penting guna mencapai target audiens yang tepat. Data research yang terpenting adalah dengan memahami market behavior dan pesaing sehingga dapat menciptakan loyalitas konsumen.

Penulis: Priyadi Wicaksono (Creative Director)