Masa depan industri kecantikan berkembang menjadi lebih meyakinkan dari sebelumnya. Dengan bantuan kecanggihan teknologi, industri kecantikan kini mampu menyediakan berbagai produk yang menyesuaikan dengan tone kulit, tipe tubuh, dan ras. Teknologi nyatanya perlahan-lahan mampu mengubah standar kecantikan secara drastis, dari distribusi produk kecantikan hingga beragamnya pembeli yang menggunakan produk. Brand-brand besar seperti Estée Lauder, Sephora, dan L’Oreal telah menyambut positif revolusi digital ini dengan hasil banyaknya transaksi dan pendapatan yang lebih tinggi. Pada tahun 2020, pasar kecantikan global diperkirakan telah mencapai 675 miliar dollar, dengan survei terbaru menunjukkan rata-rata wanita menghabiskan sekitar 313 dollar per bulan untuk kebutuhan penampilan mereka, sedangkan untuk laki-laki menghabiskan sekitar 244 dollar. Industri kecantikan saat ini tidak hanya mengeluarkan produk untuk perempuan, namun juga untuk laki-laki. Hal ini berkaitan dengan pandangan dan fenomena yang terjadi bahwa laki-laki dan perempuan membutuhkan produk kecantikan yang sama.
Pertumbuhan signifikan produk kecantikan tidak hanya dari inovasi produk yang ditawarkan, tetapi juga dari segi strategi digital marketing yang diterapkan untuk menarik dan mempertahankan pelanggan setia. Estée Lauder, Sephora, dan L’Oreal menerapkan sistem AR (Augmented Reality) and VR (Virtual Reality) untuk memimpin pasar. Brand lain juga menerapkan tren digital lainnya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Berikut beberapa tren untuk meningkatkan penjualan industri kecantikan:
- Personalisasi dan AI (Artificial Intelligence)
Setiap pelanggan membutuhkan informasi detail mengenai produk yang sesuai dan cocok dengan kondisi kulit, warna kulit, penampilan, dan gaya hidup. Akan tetapi, hal tersebut tidak praktis dalam menyediakan ribuan warna dan manfaat produk kecantikan tanpa mengetahui apa yang pelanggan butuhkan. Melalui AI, masalah tersebut terselesaikan. Salah satu contoh penggunaan AI adalah mesin pembuat alas bedak khusus yang menggunakan colorimeter. Colorimeter adalah tipe scan digital yang memanfaatkan algoritma kebutuhan pelanggan untuk memilih 20.000 tipe warna alas bedak yang berbeda. Temuan tersebut akan dikirim ke mesin yang mencampur alas bedak khusus untuk anda.
- Aplikasi Virtual ‘Try On’
Brand kecantikan menyadari bahwa saat ini orang-orang cenderung memanfaatkan online shop, mereka menggunakan AR untuk menambah pengalaman setiap pelanggan. Akuratnya sistem pengenalan foto dan teknologi face tracking merupakan salah satu ide web development. Melalui handphone, pelanggan bebas mencoba berbagai warna lipstik dan eyeshadow secara virtual, memastikan mereka membeli warna yang sesuai.
- Video Youtube
Youtube telah mengubah cara pandang orang-orang mengenai produk kecantikan melalui banyaknya makeup review dan tutorial. Masuk ke dunia Youtube adalah sebuah kewajiban dalam pemasaran. Pelanggan menginginkan konten yang lebih lama yang membahas produk baru dan produk apa saja yang sedang tren di dunia kecantikan. Akan tetapi, produk kecantikan tidak bisa mengunggah konten mereka tanpa bantuan beauty vloggers untuk menarik minat pelanggan. Berkolaborasi dengan beauty vloggers dan beauty influencer untuk mempromosikan produk kecantikan adalah cara yang paling efektif untuk berlomba memasarkan produk.
- Beauty Influencer
Tahukah Anda? Kylie Jenner adalah orang kaya termuda di dunia, dia mencapai kekayaannya pada umur 21 tahun! Pengakuan ini diraih setelah tiga tahun lima bulan sejak ia mendirikan perusahaannya sendiri, Kylie Cosmetics yang didirikan pada Desember 2015. Sebagai influencer, khususnya di media sosial Instagram, ia sukses menggunakan potensi dirinya (tak lupa juga dengan keluarganya, The Kardashians yang tak kalah terkenal) untuk mengenalkan produk make up-nya. Melalui akunnya, ia membuktikan bahwa tetap terkoneksi dengan pengikutnya secara tetap dan konsisten di sosial media adalah cara berharga dalam meningkatkan permintaan pelanggan, keadaan mendesak dan identitas brand yang kuat.
Dapat disimpulkan, pelanggan membutuhkan pengalaman pribadi di industri kecantikan. Mereka akan membayar lebih untuk brand yang menyediakan personalisasi. Maka dari itu, brand tidak hanya mewujudkan pengalaman pelanggan dalam berbelanja online, tetapi juga meningkatkan produk yang dijual. Hasilnya, pendapatan yang lebih baik seperti di pasar kosmetik global pada 2020. Pada dasarnya, ini membuktikan peran media sosial membawa dampak baik di dunia industri kecantikan.
Author: Fuji Muliawati (Content Strategist)