Bagi sebagian orang memahami perbedaan antara iOS dan Android development mungkin merupakan hal yang cukup membingungkan. Padahal jika ditilik lebih detail iOS dan Android development memiliki beberapa perbedaan yang cukup signifikan. Apakah Anda kesulitan untuk menemukan perbedaannya? Beberapa hal ini mungkin dapat membantu Anda!

  1. Bahasa Pemrograman

Pemrograman iOS & Android menggunakan tumpukan teknologi yang berbeda. Misalnya iOS yang dibangun dengan Swift dan Android menggunakan Java atau Kotlin.

Kotlin adalah bahasa pemrograman yang dibuat oleh Google dan JetBrains untuk sistem operasi android. Kotlin juga dapat dioperasikan dengan Java, artinya Anda dapat menggunakan Kotlin dan kode Java dalam proyek yang sama. Pengembang Android sebagian besar telah beralih menggunakan bahasa pemrograman Kotlin daripada Java. karena lebih mudah digunakan dan mempersingkat penulisan kode sehingga lebih mudah dipahami

Apple mulai mengembangkan Swift secara publik di Swift.org pada tahun 2010. Bahasa ini dikembangkan agar mudah digunakan dan menawarkan keamanan jenis, menghilangkan seluruh kelas kesalahan pengkodean umum. Swift juga dibuat aman tanpa memengaruhi kinerja. Membundel pemrograman berorientasi objek (OOP) dengan kesamaan dengan C membantu popularitasnya di kalangan programmer. Ini adalah bahasa pemrograman open-source tujuan umum yang dirancang oleh Apple dan terutama digunakan untuk pengembangan iOS dan mac OS asli.

  1. Ketersediaan lingkungan pengembangan terintegrasi (Integrated Development Environment Availability/ IDE)

Pengembang Android menggunakan Android Studio untuk membuat aplikasi android. Android studio telah diperkenalkan oleh Google sejak tahun 2013 dan masih terus dikembangkan dengan berbagai fitur baru yang mendukung perkembangan aplikasi mobile khususnya Android. Pengembang Android menyukai studio android karena merupakan IDE yang lengkap mengingat studio android memiliki code editor dan layout yang cukup mudah digunakan. Meski begitu, developer android memiliki keluhan dengan kerumitan IDE yang juga menggunakan banyak memori.

Berbeda dengan android, pengembang iOS menggunakan XCode untuk mengembangkan beberapa aplikasi iOS. Xcode adalah IDE Apple untuk macOS, digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak untuk macOS, iOS, iPadOS, watchOS, dan tvOS. Ini awalnya dirilis pada akhir 2003, rilis stabil terbaru adalah versi 13.3.1, dirilis pada 11 April 2022, dan tersedia melalui Mac App Store gratis untuk pengguna macOS Monterey. XCode hanya berjalan di MacOS jadi kita harus memiliki perangkat macOS seperti MacBook, mac mini atau iMac.

  1. Kecepatan Deployment (Proses Rilis)

Proses meninjau aplikasi android di google play store sedikit lebih cepat daripada aplikasi iOS di App Store. Hal itu dikarenakan iOS melakukan proses review secara manual dengan keahliannya dan memakan waktu hingga 7 hari untuk rilis pertama, meskipun Google play store juga sekarang menggunakan proses review manual namun tidak memakan waktu lama yang hanya membutuhkan waktu 1 sampai 3 hari saja. 

  1. Demografi pengguna Android vs iOS

Seperti yang kita ketahui, Android memiliki platform terbesar, namun ada data demografi lain yang cukup unik untuk diketahui. Android banyak disukai oleh pengguna berpenghasilan rendah atau kelas menengah dan juga populer di negara berkembang, sedangkan iOS lebih disukai pengguna dengan pendapatan dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Untuk mendukung fakta ini berdasarkan data dari statcounter, Android memiliki keunggulan pangsa pasar yang besar di Indonesia dan global dibandingkan iOS tetapi untuk wilayah AS, iOS justru mengungguli Android dalam pangsa pasarnya.

Mungkin mengapa Android mendominasi pangsa pasar di Indonesia bahkan Asia dan secara global adalah biaya. Lebih banyak orang di Asia memiliki pendapatan yang jauh lebih sedikit. Oleh karena itu, faktor pertama dalam menentukan ponsel adalah biaya. Pada bagian itu, Apple tidak dapat bersaing dengan Google. Dan karena di asia android lebih dominan karena populasi asia merupakan populasi terbesar sehingga mempengaruhi hasil secara global.

Penulis: Dody Darmawan dan Rifat Firdaus