Penggunaan mobile apps tentunya sudah menjadi sangat populer di kalangan masyarakat saat ini. Bagaimana tidak, dengan manfaat fitur yang ditawarkan menjadikan mobile apps terus kian diminati dan juga menjadi penunjang berbagai macam aktifitas di masyarakat saat ini.

Namun pernahkah kita membayangkan bagaimana proses pembuatan mobile apps hingga menjadi aplikasi yang bermanfaat dan bisa kita gunakan dalam keseharian kita?

Untuk membuat aplikasi yang menarik perlu beberapa tahapan proses yang dilakukan oleh developer, berikut prosesnya:

Pertama, discovery (proses pencarian ide aplikasi)

Proses pencarian ide aplikasi bisa dimulai dari melakukan pendefinisian masalah apa yang ingin disolusikan dan juga target pasar. Libatkan pihak-pihak yang bersangkutan baik non teknik maupun teknikal untuk mendefinisikan kebutuhan. Dari situ bisa kita detailkan tujuan pembuatan aplikasi dan fungsinya serta platform yang akan dipakai. Untuk membantu perancangan fungsionalitas aplikasi dapat mendefinisikan uses case atau user storynya.

Lakukan benchmark dengan aplikasi sejenis baik fungsional maupun user experiencenya. Buat juga rancangan infrastructure dan architecturenya baik dari server, basis data, dan API atau komunikasi antar perangkatnya. Yang terakhir kalkulasikan waktu pengerjaan dan estimasi bujetnya.

Kedua, design (proses pembuatan desain aplikasi baik UI maupun UX)

Setelah mendefinisikan rancangan ide dengan baik, tahap selanjutnya ada pembuatan desain aplikasi. Dimulai dari pembuatan desain user experience (UX). UX merupakan pengalaman atau rasa puas dan kemudahan pengguna dalam mengakses aplikasi. Dalam pembuat desain UX kita harus memikirkan flow pengguna yang menyenangkan dan mudah berdasarkan kebutuhan fitur yang sudah dirancang. Dalam pembuatanya, penting untuk mengikuti petunjuk yang sudah dibuat oleh masing-masing platform sesuai paradigma masing-masing seperti Appstore & Playstore

Untuk pembuatan desain UX atau sering disebut wireframe, anda bisa menggunakan tool seperti Balsamiq, Visio, Sketch, atau bahkan cukup pensil dan kertas.

Pembuatan desain selanjutnya adalah user interface atau antar muka pengguna. Jika UX biasanya hanya hitam putih, lebih mementingkan flow daripada estetika sedangkan UI akan dibuat estetika baik dari warna,font, icon, grafik, dsb. Desainer akan membuat UI berdasarkan rancangan UX. Untuk inspirasi pembuatan UI bisa  melakukan benchmark dengan desain yang sudah ada seperti di http://pttrns.com atau http://inspired-ui.com

Jika sudah pembuatan desain UI dan UX bisa melakukan prototyping sehingga bisa melakukan tes apakah aplikasinya sesuai harapan tidak. Prototyping adalah proses dimana desain yang sudah dibuat bisa melakukan aksi perpindahan antar layar. Prototyping dapat menggunakan tool seperti http://invisionapp.com atau http://marvelapp.com/

Ketiga, development (proses pengembangan aplikasi)

Pada fase ini aplikasi akan dibuat kodenya oleh developer. Kode akan dipisahkan modulnya berdasarkan rancangan fitur dan arsitekturnya. Untuk pembuatan aplikasi mobile dibagi 2 secara umum, yaitu pembuatan kode untuk UI dan pembuatan kode untuk lojik atau fungsionalitas. Proses pembuatan kode untuk UI dan lojik menggunakan bahasa, metode, dan cara yang berbeda. Tentukan juga framework yang akan kita gunakan berdasarkan rancangan platform dan bujet.

Selain itu juga perlu pembuatan kode untuk sisi server baik database, backend dan APInya.

Keempat, debuging/stabilization (proses peningkatan kualitas aplikasi)

Dalam proses ini kita melakukan testing aplikasi untuk mendapatkan kestabilan dan minim bug. Selain itu kita juga melakukanya untuk mengecek dari sisi fungsional, kegunaan, dan kenyamanan pengguna. Secara umum ada 4 fase aplikasi :

- prototype; aplikasi sudah bisa dijalankan, Tetapi masih beberapa fitur utama dan belum menggunakan data sesungguhnya.

- alpha; aplikasi hampir telah diimplementasikan keseluruhan, dan belum melewati fase debuging.

- beta; aplikasi sudah selesai diimplementasikan dan melewati debuging, tetapi masih banyak bug yang belum dibetulkan.

- release candidate; Aplikasi sudah layak untuk di release, sudah sesuai dari fungsional, kegunaan dan kestabilan.

Untuk melacak bug dan distribusi testing app bisa menggunakan berbagai macam tools seperti testflight, crashlytics, instabug, dsb.

Terakhir, distribution (proses pemasaran aplikasi)

Pada proses ini kita akan mendistribusikan aplikasi versi release ke market. Bisa menggunakan market resmi seperti google playstore dan apple appstore atau server kita sendiri. Masing-masing market memiliki cara mempersiapkan yang berbeda-beda.

Untuk promosi kita bisa menggunakan berbagai saluran seperti google ads, facebook ads, atau app linking.

Untuk menjaga aplikasi tetap berjalan baik, selalu liat review dari pengguna atau lacak dan fixing bug dengan bug tracking. Untuk melihat behaviour aplikasi bisa menggunakan tool seperti google analytics,mixpanel, adjust, dsb.

 

Narasumber : Ardian Franindo (Head of Mobile Solutions)