Seiring dengan terpaan revolusi digital di seluruh dunia, industri travel dan pariwisata harus beradaptasi agar tidak ketinggalan zaman. Mari kita analisis bagaimana fenomena digital secara perlahan mengubah industri travel dan pariwisata.

Bagaimana revolusi digital dengan cepat mengubah industri travel dan pariwisata

Saat ini, revolusi digital telah mengubah industri travel dan pariwisata dengan mengubah user actions saat merencanakan travel. Contoh paling umum dari layanan digital yang ditawarkan oleh industri travel dan pariwisata adalah pemesanan secara online. Pada dasarnya, sudah ada solusi digital untuk setiap langkah perjalanan untuk pengguna ketika ingin bepergian.

Dengan pemikiran tersebut, mayoritas pelanggan juga telah mengubah kebiasaan mempersiapkan perjalanan secara manual menjadi memesan secara online. Menurut survei oleh Trekksoft (2018), 91,9% pemesanan dilakukan secara online. Tidak hanya untuk pemesanan, tetapi pengguna juga sudah bisa melakukan setiap langkah kebutuhan perjalanan menggunakan layanan online.

Strategi pemasaran travel dan pariwisata juga telah bergeser ke digital media marketing. Sebagian besar pelanggan mengandalkan perangkat digital ketika berencana untuk bepergian. Industri travel dan pariwisata juga sudah mulai menggunakan digital media seperti SEO, SEM, dan social media marketing untuk meningkatkan brand awareness. Brand dapat bekerjasama dengan digital agency dalam proses digital media marketing.

Bagaimana brand dapat memberikan travel experience yang dipersonalisasi untuk pelanggan

Google Research menunjukkan bahwa pelanggan lebih menyukai personalisasi karena menghemat waktu. Menyesuaikan informasi berdasarkan preferensi pribadi atau perilaku masa lalu dianggap sebagai kebutuhan dari 57% pengguna, sementara 37% pengguna bersedia membayar lebih untuk layanan yang dipersonalisasi lebih baik.

Cara untuk personalisasi yang baik yaitu dengan menggunakan strategi datafikasi. Strategi datafikasi melacak setiap langkah tindakan pengguna saat menggunakan layanan digital dengan proses penambangan data. Dengan menggunakan semua data yang dikumpulkan dari pelanggan, setiap persona pengguna dapat dirumuskan dan digunakan untuk memfasilitasi semua kebutuhan spesifik mereka. Semakin banyak pilihan yang dimiliki pengguna, semakin dapat memenuhi preferensi pribadi mereka.

AI (Artificial Intelligence) juga dapat digunakan dalam personalisasi pengguna. Pertama, perilaku pelanggan dilacak oleh mesin yang kemudian dapat digunakan oleh perusahaan dan brand untuk menghasilkan layanan yang dipersonalisasi atau rekomendasi produk berdasarkan perilaku pengguna sebelumnya. Kedua, agen AI seperti chatbots atau conversational UI seperti Siri, Google Talk, dan Samsung Bixby juga terbukti sangat efektif untuk layanan pelanggan.

Tren berikutnya dalam industri travel dan pariwisata digital

Interaksi pengguna menggunakan suara seperti Siri dan Google Talk, atau dengan istilah terbaru, Conversational UI, terus dikembangkan untuk menyempurnakan teknologi. Ini juga berlaku untuk interaksi pengguna dengan AI menggunakan layanan messenger seperti LINE. Dengan demikian, di masa depan, bisa saja layanan travel digital ditawarkan kepada pelanggan melalui AI dengan Voice User Interface atau Conversational UI.

AR (Augmented Reality) & VR (Virtual Reality) juga merupakan pilihan tepat untuk memfasilitasi kebutuhan pelanggan. American Airlines, KLM, dan Aeromexico sudah menggunakan AR Bag Sizer di aplikasi seluler mereka. Pengguna dapat menggunakan lapisan Tas 3D ini di atas tas kabin mereka dan melihat apakah tas tersebut masih dalam batas ukuran bagasi kabin dan karena itu layak untuk bepergian.

Melihat bagaimana semuanya berubah dengan cepat, kita dapat menyimpulkan bahwa industri travel dan pariwisata telah mengalami transformasi besar di dunia digital bahkan semakin banyak perbaikan yang akan datang. Hampir tidak akan ada kendala bagi pengguna dalam mempersiapkan travel mereka di masa depan jika transformasi semacam ini terus berkembang.

Penulis: Shauma Hayyu Syakura (Digital Strategist)